Search it here

Tampilkan postingan dengan label Spirit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Spirit. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 Oktober 2012

"Petrichor" The Smells of Relax

Mungkin anda salah satu tipe orang yang gemar menikmati momen-momen di kala hujan turun. Atau mungkin itu hoby? Dan Bagi anda yang kurang menanggapi hujan sebagai satu hal yang indah, maka cobalah berhenti sejenak, sisakan waktu anda untuk menikmati hujan yang mungkin anda anggap sebagai penghambat kinerja anda.

Saat hujan turun adalah momen yang dipercaya sebagian ahli sebagai momen dimana banyak memory indah dalam kehidupan kita kembali tersibak. Hujan memiliki kemampuan untuk menghipnotis manusia untuk me-resonansi-kan ingatan masa lalu. Dan tanpa bisa mendapatkan bukti ilmiah, para ilmuan hanya bisa menyimpulkan “Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yg rindu”. Bahkan saat hujan juga tak sedikit orang yang mendapatkan berbagai inspirasi.

Petrichor, itulah mungkin hal yang mendukung hal ini terjadi. Petrichor (diucapkan pɛtrɨkər dari petros Yunani “batu” + nanah cairan yang mengalir di pembuluh darah para dewa dalam mitologi Yunani) adalah nama aroma hujan ke bumi yang kering. Istilah ini diciptakan pada tahun 1964 oleh dua peneliti Australia, Bear dan Thomas, untuk sebuah artikel di jurnal Nature. Dalam artikel tersebut , penulis menjelaskan bagaimana bau berasal dari minyak yang dipancarkan oleh tanaman tertentu selama periode kering, lalu diserap oleh tanah liat dan batu berbasis. Selama hujan, minyak dilepaskan ke udara bersama dengan senyawa yang lain, geosmin,  menghasilkan aroma khas.

Petrichor inilah mungkin senyawa atau aroma yang membuat saya rindu dengan turunnya hujan, menikmati momen-momen penuh kenangan. Rasanya tubuh dan pikiran berelaksasi sejenak ketika senyawa dengan aroma khas ini menyeruak dari balik tetesan air hujan yang membasahi bumi. Namun, petrichor tidak selalu muncul begitu hujan turun, mungkin "dia" menunggu momen yang tepat untuk menghampiri indra penciuman setiap insan, termasuk aku, untuk membuai mereka dalam memory yang sulit terhapuskan, atau aku telah melewatkannya?


Benakku sempat bertanya-tanya wewangian apa gerangan yang selalu muncul ketika hujan turun. Dan ternyata dia adalah Petrichor yang bisa membuat pecinta hujan ketagihan menunggu dan menunggu saat-saat dimana petrichor membangkitkan momen-momen indah dalam hidup kita. 

Jadi, mumpung hujan sedang gemar menghampiri hari-hari kita, yuk kita nikmati aroma si Petrichor!

Senin, 15 Oktober 2012

Kerja??!! DILARANG ngantuk!

Rasa kantuk memang selalu berhasil menempatkan kita pada dilema terbesar dalam hidup. Saat kantuk datang tanpa di undang, dengan senang hati kita akan melayaninya dengan syarat tidak ada suatu hal atau aktifitas penting yang wajib kita selesaikan saat kantuk datang. Namun kantuk kadang berlagak sombong dengan tidak mau memenuhi undangan kita di tengah malam saat badan kita terasa sudah remuk dengan aktifitas berat seharian penuh. Segala daya dan upaya kita lakukan untuk menarik perhatiannya, tapi kantuk tak bergeming, hanya insomnia yang setia menemani kita sampai ayam berkokok.
Kantuk kadang datang tak mengenal tempat, waktu, dan keadaan. Dapat dipastikan setiap orang pasti pernah merasa kantuk menggoda jiwa saat kerjaan menumpuk di kantor, saat guru killer sedang menjelaskan rumus-rumus matematika yang menguras nutrisi otak, bahkan saat istri atau suami anda meminta jatah bulanan di tengah malam yang romantis (ehem...). Sayangnya rasa kantuk selalu datang dengan iming-iming yang indah, yang sangat amat susah kita tampik, sampai sering kita kemukan siswa yang ditegur gurunya karena menulis sambil menutup mata, melihat teman sekelas yang dilempari kapur tulis oleh dosen di kampus, bahkan melihat pekerja yang  berleyeh-leyeh ketika pekerjaannya baru separuh jalan sedangkan dateline sudah mepet.

Begitulah yang kurasakan beberapa hari terakhir.
Kegiatan bergelut dengan rasa kantuk yang datang tanpa diundang  di pagi hari dan tidak mau datang walaupun sudah kuundang dengan undangan khusus di 1/3 terakhir malam menjadi ritual wajib yang kulakukan ketika kumemutuskan menerima tawaran mengisi pelatihan olah data bagi dosen-dosen politeknik dari bumi Indonesia bagian timur. 

Rabu, 10 Oktober 2012, seharusnya aku sudah terbangun pukul 7 pagi, tapi apa lacur kantuk baru tangan menghampiriku pukul 4 pagi sehingga mau tidak mau pukul 7 kulewatkan di alam mimpi yang tidak indah pagi ini. Aku akhirnya harus terbangun ketika ada panggilan masuk di handphone ku yang datangnya berasal dari lembaga pelatihan yang menawarkan mengisi pelatihan beberapa hari sebelumnya. Awalnya aku mengira akan mendapat kabar kembira akan cairnya honorku mengajar dan membuat modul SPSS, tapi ternyata tidak. Panggilan yang kemudian kusadari dilakukan pukul 10pagi itu bertujuan tidak lain dan tidak bukan untuk mengingatkanku bahwa hari ini adalah hari dimana aku harus mengisi pelatihan yang sudah ku-iya-kan sebelumnya. Dengan suara yang diberat-beratkan aku menjawabnya sembari memberi image bahwa aku sedang melakukan sesuatu bukan tidur. Tapi sepertinya aktingku kurang bagus dan si penelepon menyadarinya dan akhirnya mengabarkan bahwa aku bisa memulai pelatihannya pukul 12 siang ini. Alhamdulillah gumamku kemudian menutup telepon dan kembali ke buaian si kantuk.
Jelang siang kuputuskan untuk bangun dan menampankan diri untuk selanjutnya menuju TKP. Pelatihan yang mulanya kuanggap hanya akan berlangsung 2 jam ternyata berlanjut sampai jam 6 sore karena peserta yang sebagian besar ibu-ibu tidak mau acara jalan-jalannya hari jum'at nanti terganggu oleh pelatihan. Alhasil aku harus pulang malam dan langsung terkapar di kasur begitu memasuki kamarku yang berantakan kutinggalkan siang tadi. Oleh karena jarang tidur sebelum pukul 12 malam, akhirnya aku terbangun dari tidur lelahku itu pukul 10 malam, hingga akhirnya kantuk tak datang-datang sampai pukul 5 pagi padahal aku harus bangun sebelum jam 7 untuk mengisi pelatihan lanjutan pukul 8 pagi ini.

Kamis, 11 Oktober 2012, akhirnya kantuk menguasai kesadaranku. Aku terbangun dan menengok ke jam tangan yang kugantung di dinding kamarku, "arghh udah jam 8 pagi" gumamku bergumul dengan rasa kantuk. "Hm... lanjutkan tidur sajalah, lupakan pelatihan itu, toh masih ada trainer lainnya" lanjutku egois kemudian kembali kepelukan gulingku yang terasa hangat. Huimph.... lega rasanya bisa melanjutkan tidur. Ternyata gumamanku tadi tidak berarti apa-apa karena ponsel ku kembali berdering dan tertulis dengan jelas dari siapa panggilan itu berasal. Ya, pihak yang memintaku mengisi pelatihan itu menelepon " Mas gempur jadi ngisi pelatihan hari ini kan?" kata suara wanita di ujung sana. " Jadi mbak" jawabku gelagapan. " Ditunggu ya mas, mulainya jam 8.30, ini sudah di tunggu" lanjutnya dengan sabar. "Oh iya mbak, ini OTW kog" seperti biasa, beralasan On The Way kurasa mampu meredakan suasana. "OK, ditunggu ya mas" tutup suara di ujung sana.

Badanku langsung kupaksa bangkit dan segera meraih handuk yang sejak kemarin belum sempat kujemur yang tergeletak di atas kursi. Aku membasuh badan seadanya, dan mungkin sepertinya aku lupa menggosok gigiku pagi ini. Berpakaian dengan cekatan dan langsung berjalan menuju tempatku menunggu bus seperti biasa. Wow, aku melakukan itu semua hanya dalam 15 menit? rekor buatku!. Untung bagiku, aku tak harus menunggu lama untuk bus yang biasa kugunakan untuk ketempat pelatihan itu datang dan mengantarku ke sana, lebih bersyukurnya lagi adalah sepertinya sopir minibus jurusan Jogja-Kaliurang ini paham betul bahwa ada penumpangnya yang sedang tergesa-gesa sehingga dia tidak mengendarai kendaraannya dengan santai dan mengabaikan tempatnya biasa ngetem.

Jam menunjuk pukul 9.15 ketika aku sampai ke hotel dimana pelatihan itu berlangsung. Oh tidak, aku telat. Langsung ke lantai 2 dimana ruangan berada, masuk ke ruangan yang ternyata pelatihannya sudah di mulai oleh trainer lainnya tapi baru mengecek tugas mandiri yang kami berikan kemarin sebelum sesi pelatihan kami tutup. Aku langsung menuju mejaku, menyalakan netbuk, menyambungkan viewer, kemudian menuju meja yang kulewati ketika masuk ruangan dan mengambil secangkir kopi hangat dan camilan untuk sejenak mengganjal perutku yang ternyata tidak diisi dengan makanan semalam. Dan bisa ditebak, sepanjang pelatihan aku hanya bergumul dengan rasa kantukku, beruntunglah aku hanya kedapatan tugas mengilustrasikan segala petunjuk yang dikatakan oleh rekanku sehingga aku bisa bersantai-santai sejenak, tanpa  harus berdiri mengelilingi ruangan sembari mengerahkan energi memberi penjelasan setiap pembahasan yang ada dalam modul pelatihana yang dibagikan.

Begitulah perjuanganku melawan kantuk beberapa hari ini. Sungguh melelahkan! fiuh

Jumat, 07 September 2012

Mahasiswa Ambang Batas

Kalau ditanya pengen lulus gag sih?? tentu saja jawabannya iya. Namun, jangan pernah tanya kapan kata lulus itu akan dicapai.

Semester ini adalah semester keempat dimana Tugas Akhir mengisi salah satu baris  di KRS-ku, dan sangat besar harapanku untuk segera mengakhirinya semester ini  juga.  Ntah kenapa kuliahku di salah satu Universitas  ternama ini tak kunjung selesai, padahal prestasi belajarku tidak jelek-jelek amat. Dibilang mengeluh, ya saya  mengeluh, walaupun banyak sekali petuah-petuah yang melarang untuk mengeluh, tapi itu manusiawi bukan??

Semester ini sempat membawa angin segar ketika tema yang cukup mudah, dan memang saya memutuskan untuk mengambil tema yang mudah-mudah saja untuk ku bahas sebagai tugas akhir, telah kutemukan dan selesai kususun dalam 3 minggu. Bayangkan, dalam 3 minggu Tugas Akhirku selesai. Melihat kerja kerasku yang benar-benar serius untuk setidaknya membuat ibu-bapak ku bisa berhenti memberikan penjelasan kepada tetangga ketika pertanyaan, “si gempur udah lulus  belum??” terlempar dari lisan-lisan mereka ada kebahagiaan yang sempat menyinggahi lubuk hatiku, “aah… akhirnya bisa segera menyelesaikan studi yang alot ini”


Sampai saat kuputuskan untuk menghubungi Dosen Pembimbing Tugas Akhir melalui SMS untuk  mengatur jadual pertemuan untuk membicarakan tema Tugas Akhirku yang  berujung tidak dibalasnya SMS ku. Awalnya sedikit kecewa karena SMS untuk mengatur jadual pertemuan tidak mendapat respon dari Dosen Pembimbing kedua setelah kuputuskan mengganti dosen di semester ke-3 kumengambil Tugas Akhir, namun semangat tuk mengejar Wisuda Sarjana bulan November 2011 semakin mendorongku untuk menemukan jalan keluar, hingga akhirnya kuputuskan untuk menemui sang dosen di ruangannya secara langsung pada pagi hari dengan berbekal bahwa beliau ada jadual mengajar siang harinya. Dan Alhamdulillah, berhasil bertemu.

Pagi itu adalah pagi kedua saya memasuki ruangan kantor salah satu dosen yang cukup senior di kampusku itu, setelah sebelumnya beliau sempat bingung akan status kemahasiswaanku. “hm.. mahasiswa S2 mas??” begitu katanya ketika melihatku memasuki ruangannya seminggu yang lalu. hmm,, rupanya studi yang melelahkan ini telah menguras ketampananku.

Kusodorkan juga draft Tugas Akhirku kepadanya, dan beliau cukup kaget ketika melihat draft iu sudah lengkap dari BAB I sampai BAB V, mengingat seminggu sebelumnya hanya BAB I yang ku serahkan sebagai bahan pertimbangan beliau mengenai temaku. Batinku mulai melafalkan bernagai do’a dan harapan agar draft tersebut di ACC dan dibolehkan untuk lanjut ke tahap Ujian Pendadaran yang begitu meneganggang menurut versi teman-temanku  yang sudah berhasil melaluinya. Badanku tegap di seberang meja dimana sang Dosen  duduk, dan beliau mempersilahkanku untuk duduk, karena katanya beliu hendak membaca dahulu isi draft-ku. Kursi tamu di ruangan itu menjadi saksi betapa tegangnya diriku menghadapi hari itu dan bertambah tegang ketika akhirnya sebaris kalimat pertanyaan terucap dari lisan dosenku.

Ya, seperti yang sudah dikatakan teman-temanku. Bapaknya akan menanyakan hal yang cukup abstrak untuk dimengerti oleh mahasiswa yang ditanya olehnya. ‘tenang pur..tenang..’ begitulah batinku berkata ketika mendengar kalimat yang kucoba pahami dari sudut pandang yang sederhana untuk selanjutnya kujawab dan kujelaskan sesuai yang ku ketahui dari buku-buku yang kujadikan pedoman penyusunan Tugas Akhir ini.

“Bukan..bukan begitu maksud saya…” kalimat itu tiba-tiba meruntuhkan kepercayaan diriku yang dengan susah payah kubangun pagi itu. kembali lagi aku mencoba menjelaskan dengan bahasa yang sederhana yang memang dituntut oleh sang dosen, namun tak kunjung bisa memuaskan pertanyaan dari beliau. sampai akhirnya sedikit gaduh, ketika saya sedang berusaha menjawab, bapakny juga kembali bertanya disaat yang bersamaan. Beruntung, sekali lagi dengan menggunakan apa yang kudengar dari teman-temanku bahwa kata ‘Ya Pak!’ adalah senjata ampuh untuk mengakhiri kemelut pertanyaan bertubi-tubi yang dilontarkan oleh sang dosen.

Sampai akhirnya hatiku takluk juga ketiga beliau berkata, apa yang kulakukan untuk Tugas Akhirku adalah SALAH! dari segi metode maupun cara penyelesaian permasalahan yang kuangkat sebagai tema. Kecewa?? ya, tentu saja. Siapa orang di dunia ini yang tidak kecewa ketika hasil kerja kerasnya dinyatakan SALAH?!


Pertemuan itu adalah pertemuan terakhirkku dengan sang dosen untuk membahas Tugas Akhirku yang kemudian mengubur harapanaku untuk Wisuda pada bulan November 2011, karena setelahnya kuputuskan untuk menenangkan hatiku selama seminggu dan kemudian memutuskan untuk menemui sang dosen kembali. Namun, ketika hatiku sudah siap, beliau harus dirawat inapkan di Rumah Sakit selama beberapa hari dan bed rest beberapa minggu di rumah karena penyakit darah tinggi nya menyerang. begitu yang kudengar.

Dan sampai saat ini belum ada perkembangan terbaru mengenai masa depan tugas akhirku dan status S.Si yang akan menempel di namaku. Sangat besar harapanku untuk menyelesaikannya bulan ini,mengingat kejenuhan yang mulai menggerogoti semangatku.


rebloged from : gesaf.wordpress.com on nov 14th

Kamis, 05 Juli 2012

AYO ke Perpustakaan!!

Postingan ini bukan berisi ajakan ke perpustakaan, BUKAN!.

Berawal dari kemalasan menghabiskan waktu dikos-kosan yang kian menjenuhkan, akhirnya kuputuskan untuk mandi dan melangkahkan kaki sejauh mungkin, dan kali ini sasarannya adalah Perpustakaan FMIPA UGM dengan tujuan sih untuk menyelesaikan pengerjaan studi kasus Skripsi yang terbengkalai beberapa bulan setelah diberi waktu 2 minggu untuk merevisi. Itu ceritanya lho ya.. kenyataannya nanti juga anda tahu, atau mungkin sudah ada yang bisa mennebak bagaimana akhirnya? :D

Lengkap dengan tas slempangan kecil berisi netbook, keyboard dan draft skrispsiku yang belum direvisi, kakiku kulangkahkan menuju ke arah selatan keluar dari kos, kemudian sendowo dan menuju gedung Kampus Selatan FMIPA UGM dimana si perpus yang menjadi target sasaran berada. Belum cukup setengah perjalanan benakku berkata, "yakin lo ke perpus siang-siang gini saat orang lain pada ujian?". Ya, memang sepertinya ke perpustakaan siang bolong seperti ini disaat yang lain sedang mengikuti ujian akhir itu sangat tidak sopan (alasan yang spektakuler mengada-ada).

Seketika itu juga aku langsung teringat salah satu teman yang kemarin sempat berbincang-bincang di kantin kluster FMIPA Utara.  Masih segar di otakku yang mulai layu ini ketika komplainku melayang menyerangnya yang memblok panggilan telepon yang kulakukan ke handphonenya beberapa saat yang lalu yang kemudian ditangkisnya dengan alasan bahwa dia sedang berada di perpustakaan sehingga menyetel untuk menolak semua panggilan masuk di hapenya (hapenya canggih banget dah kalau dibandingkan dengan hapeku -__-'). "Nah, bisa diajak ngubeg-ngubeg perpus baru nih" benakku berkata yang disertai dengan gerakan tangan merogoh handphone di saku celana untuk menelepon si korban. And guess what? automatic rejected! AHA.. dia sedang diperpustakaan ternyata. Akhirnya ku SMS juga dirinya dan kemudian janjian untuk bertemu di depan gedung perpustakaan baru yang baru jadi dan baru pertama kali kuinjaki dengan kakiku. 


Mengingat rute jalan kakiku sudah salah arah yang semula menuju ke selatan dan sekarang harus ke utara, maka kuputuskan untuk pertamakalinya menggunakan jasa sepeda kampus yang kebetulan ada di sekitar kampus Selatan FMIPA UGM. Ok, saatnya menguji kemampuan bersepada yang baru kulancarkan beberapa minggu terakhir ini. Jalan kaliurang yang ramai siang ini menjadi tantangan pertama, dan berhasil lolos, walaupun celanaku harus terkena sadel sepeda yang sesekali terlepas dari pijakan kakiku lantaran jok sepedanya yang terlalu pendek (dan kabar baiknya saya tidak menyadari kalau jok sepeda kampus ini bisa dinaikturunkan -__-). Kemudain jalur GSP dan memasuki area shelter sepeda kampus yang berada di sebelah timur perpustakaan baru UGM. Dan bertemulah dengan temanku itu di depan gerbang masuk perpustakaan yang ternyata ketika kumenelepon tadi dia sedang bernostalgia dengan dosen pembimbingnya.

Masuklah kami kegedung baru perpustakaan ini. Dan karena ini merupakan pengalaman pertamaku memasuki gedung baru ini, maka aku hanya mengekori temanku dari belakang  bak bebek gembala yang mengikuti si gembala. Kesan pertama  yang muncul adalah wow perpustakaannya baru ( ya iyalah baru....) gedungnya lebih bersih (modern jika dibanding perpustakaan yang menggunakan bangunan peninggalan perjanjian kolombo) dan tata letaknya yang lumayan rapi.

Namun, selidik punya selidik setelah menggunakan berbagai fasilitas yang ada, akhirnya saya menemukan beberapa hal yang perlu jadi pertimbangan sebelum ke perpustakaan ini.
  • Belum ada penunjuk arah untuk memberitahukan kepada pengunjung berada dimana toilet, mushola, kantin dll pada gedung yang luas ini
  • Mushola ada di lantai 2, jadi kalau mau sholat dan sedang berada di ruang baca lantai 1 kudu naik ke lantai dua (dan jamin bisa nyasar dulu kalau gak nanya-nanya)
  • Toilet, khususnya toilet pria di depan pintunya tidak ada penanda kalau itu toilet pria (harus pake insting), kemudian pintu pembatas antara washtafel dan tempat pipis berdiri cowok engeselnya udah lepas (ini gedung baru jadi berapa bulan lhooo, kog udah maen rusak aja, destroyer emang dimana2 ya) dan sebelum keluar toilet jangan lupa membaca peringatan untuk hemat listrik (sebelum meninggalkan ruangan ini harap mematikan AC, keran air, komputer, lampu) sejak kapan ada komputer dan AC di toilet??
  • Gedung perpustakaan baru ini ternyata tidak 100% baru sebab ada sebagian gedung lama yang kemudian diintegrasikan dengan gedung baru ini.
  • Signal wi-fi full bar tapi buat ngirim tweet aja butuh loading 4 menit agar terkirim -__-
  • Ada kantin kecil di lantai dua tepat depan tangga turun-naik sebelum ke mushola, dan kuenya enak-enak. catet!
  • Disedikana komputer beserta internet gratis, meja untuk pengguna laptop pun disediakan colokan listrik untuk mengecas baterai laptop (biar gak pada nyolong listrik kali ya)
  • Di ruang baca sayap (utara bagian timur) ada lift tapi ditempelin tulisan "STAF ONLY" warna merah dan di BOLD CAPSLOCK!

demikianlah observasi perpustakaan dadakan hari ini. perlu dicatat postingan ini kupublish dan kutulis di ruang baca dengan menggunakan netbuk dan jaringan wi-fi perpustakaan, ^_^. Selamat membaca!


 

Senin, 02 Juli 2012

Semangat itu.....

Menjadi bersemangat dan memiliki semangat yang menggebu-gebu dalam melakukan berbagai hal yang kita sukai bahkan yang ditargetkan kepada kita merupakan suatu hal yang mutlak ada dalam benak kita ketika kita hendak memulai aksi. Namun, mengumpulkan semangat hingga tersedia begitu banyak di raga kita tidaklah semudah yang dikoar-koarkan oleh berbagai pihak yang senantiasa setia mendukung kita untuk tetap bersemangat menjalani hari.

Semangat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah roh kehidupan yg menjiwai segala makhluk, baik hidup maupun mati (menurut kepercayaan orang dulu dapat memberi kekuatan) dst. Begitulah kira-kira gambarannya, karena sampai saat ini pun saya dan mungkin anda juga masih sukar untuk menjelaskan setiap kata yang terdengar dan terucap dengan mudah hampir setiap hari namun tak semudah itu untuk mengungkapkan maknanya secara harafiah.


Semangat, satu kata yang sangat gampang diucapkan dan susah untuk didapatkan.

Begitulah kiranya yang kurasakan saat ini, Semangat untuk  mengejar target yang sudah benar-benar dekat dengan garis batas yang akan memupuskan segala usaha yang sudah kubangun selama ini belum juga datang. Tapi, kita tidak harus menunggu bukan? begitulah kata mereka dan kata hatiku ketika aku masih berkutat dengan kemalasan dan pemikiran akan penyebab-penyebab yang sampai saat ini masih menguras energi dan emosiku. Semangat tidak akan datang dengan sendirinya memenuhi segala sendi kehidupan kita. Semangat tidak akan dengan suka rela mengisi sensor-sensor motorik kita untuk bergerak maju menghadapi kerasnya hidup. Semangat sangat sombong, Butuh usaha yang benar-benar keras dan kontinu untuk menaklukannya.

Bangunlah ketika yang lain sedang tertidur. Berjalanlah ketika yang lain sudah bangun. Berlarilah ketika yang lain sedang berjalan. Dan terbanglah ketika yang lain sedang berlari. Dan ketika yang lain terbang maka saya telah sukses!
Saat ini kiranya semangat sudah mulai luluh melihat kegigihanku yang pasang surut dalam mengakhri polemik pendidikanku yang semakin amburadur kuperbuat. Terlalu memikirkan orang lain, terlalu memikirkan image yang orang refleksikan terhadap segala tindakan kita dan terlalu nyaman berada di comfort zone yang sekian lama membuat rasa malas dan enggan untuk beranjak kian menjadi shield yang menutup pintu untuk semangat masuk mengisi ruang hampa adalah faktor-faktor yang kurasa sangat membantuku dalam menghilangkan semangatku untuk maju dan berkembang :D.

Mungkin semua orang akan menyalahkan orang lain dan faktor-faktor di luar dirinya sebagai penyebab kegagalannya mencapai target yang diinginkannya dalam hidup. Begitupun saya, tetapi semenjak bertemu dengan sosok driver taxi yang kuajak mengobrol ketika menempuh perjalanan dari kos menuju bandara Adi Sutjipto Yogyakarta beberapa hari yang lalu, pemikiranku yang amat sempit dan terkungkung rasa malas menjadi sedikit terbuka bahwa sebenarnya "DIRI KITA SENDIRILAH YANG MENJADI LAWAN KITA UNTUK MERAIH SUKSES!". Saat itu perkataan itu melayang begitu saja di dalam kabin mobil sedan berwarna biru yang melaju di siang yang terik. Tetapi, ketika hatiku benar-benar mulai penat dan lelah menjalani hidup  yang monoton, perkataan itu kembali terngiang, dan ternyata benar adanya bahwa "lawanku saat ini adalah diriku sendiri, bukan siapa-siapa, bukan lingkungan, bukan teman-teman apalagi mereka yang tidak senang melihatku berhasil"


Jadi, demi melawan diri sendiri usaha yang dilakukan haruslah lebih besar. Karena, hal yang harus kita taklukan adalah diri sendiri yang mengenal dengan baik siapa kita dan bagaimana menaklukan kita dengan menghalang-halangi laju semangat masuk kedalam sendi-sendi kehiupan.

Ada beberapa hal yang dapat membangkitkan semangat hidup, antara lain:
1. Tahu apa hakekat sebenarnya hidup ini.
Banyak orang yang tidak tahu apa sebenarnya hakekat hidup ini. Untuk apa kita hidup? Untuk apa kita ada di dunia ini? Memang butuh perenungan yang dalam untuk menemukan jawaban pertanyaan seperti itu. Jika kita menyadari hal ini, tentu kita akan memiliki semangat untuk mengerjakan semua pekerjaan dan urusan kita dengan cara yang terbaik. Satu hal yang penting dan tidak boleh dilupakan adalah niat, karena niat akan menentukan nilai amal/perbuatan kita.
2. Tahu cita-cita hidup kita yang tertinggi.
Semua orang memiliki impian atau cita-cita, namun hanya sedikit yang berani mengejar dan mewujudkannya menjadi sebuah realitas fisik. Banyak orang kehilangan semangat dalam hidupnya hanya karena mereka tidak tahu atau tidak mau tahu akan apa yang sebenarnya yang mereka mau. Apa yang sebenarnya yang mereka inginkan. Kebenyakan orang hanya menjalankan hidup ini sebagai sebuah rutinitas. Dengan sedikit kenyamanan yang mereka rasakan maka berhenti sampai di situlah impiannya. Mereka takut membuat sedikit perbedaan karena khawatir kenyamanan itu akan hilang.
3. Bersyukur terhadap apa yang sekarang kita miliki dengan tulus.
Dengan mensyukuri semua yang ada pada kita saat ini, itulah sebenarnya sumber semangat kita. Kita akan sadar bahwa Tuhan sebenarnya sangat sayang kepada kita. Banyak sekali nikmat yang sudah kita rasakan, sementara lebih banyak lagi orang yang nasibnya tidak seberuntung kita. Ada pun sesuatu yang kita inginkan yang belum kita miliki, itu adalah kesempatan bagi kita untuk berikhtiar semampu kita untuk mendapatkannya. Jangan pernah kecewa, apalagi putus asa.
4. Yakin bahwa apa pun yang kita lakukan akan mendapat balasan, baik di dunia maupun kelak di akhirat.
Setiap perbuatan kita pasti akan ada efeknya. Kita tersenyum kepada orang lain maka orang lain pun akan tersenyum kepada kita.
Setelah kita tahu bahwa apa pun yang kita lakukan akan menimbulkan akibat, baik langsung maupun tidak langsung terhadap diri kita, maka kita harus memilih hanya untuk berbuat yang baik, positif, bermanfaat dan bernilai saja. Dengan demikian, bisa dipastikan efek yang akan kembali kepada kita juga hal-hal yang baik. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini jika kita tahu benar apa yang kita lakukan. Waktu kita adalah aset terpenting setelah nafas/oksigen maka kita harus mengisinya dengan gerak/aksi/perbuatan yang jelas manfaatnya. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Jadi semuanya pantang sia-sia. read

so, what do you waiting for? start right now, right here!