Search it here

Tampilkan postingan dengan label Pendadaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendadaran. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 September 2012

3 kali Pendadaran?? Siapa kapok???

Oke, catatan hari ini mungkin akan menyemangati anda-anda yang sedang bergelut dengan tugas akhir atau skripsi atau mungkin juga tugas kantor yang terimpit oleh dateline yang menggerus kesabaran, konsentrasi dan emosi. Tapi jangan sampai justru sebaliknya ya :D

Pendadaran atau ujian meja atau ujian akhir skripsi merupakan suatu keadaan yang penuh ketegangan, ketakutan dan trauma akan pembantaian masal (santai bero, bukan pembunuhan fisik tapi mental) terhadap korban sebut saja bunga mawar atau bunga melati a.k.a mahasiswa yang mempresentasikan hasil jerih payahnya selama beberapa bulan atau mungkin tahun atau bahkan kalau beruntung hanya beberapa minggu seperti yang pernah saya lakukan pada pendadaran pertamaku di hadapan sekelompok dosen penguji yang mungkin lebih mirip penjagal di rumah-rumah potong hewan di mata korbannya :D. Biasanya, mahasiswa tingkat akhir akan mati-matian berusaha untuk melalui fase ini -pendadaran- dalam sekali tampil. Namun kadang tak jarang yang harus kembali menghadapi kumpulan dosen berparas mr. sattan atau inspektur vijay untuk kedua kalinya karena berbagai alasan akademik, entah si mahasiswa terlihat gugup sampai lupa bahan skripsinya, salah mutar presentasi, salah nganalisis data, salah menggunakan metode penellitian, penelitian atau tema yang diangkat sudah pernah ada sebelumnya, dugaan plagiasme, sampai kepada mood dosen penguji yang sedang tidak baik.
Segala usaha pasti akan kita upayakan agar keadaan seperti ini hanya kita lalui satu kali seumur hidup. Tapi setiap usaha pasti ada kemungkinan untuk gagal bukan? dan setiap kali gagal  kita harus bisa bangkit kembali. Begitu kata orang-orang bijak terdahulu.

Sebagaimana telah saya ceritakan sebelumnya, sekitar 5 atau 6 bulan yang lalu langkah pertama untuk menyelesaikan studiku yang amburadur ini kumulai. Pada percobaan pertama, kepercayaan diriku membucah ketika tema skripsi dengan judul ke-5 ini akhirnya di ACC oleh dosen pembimbingku untuk segera kupertahankan di depan 3 dosen penguji yang lumayan mengenalku bukan karena citraku yang cerdas melainkan sepak terjangku yang terlalu lama di kampus ini. Namun sayang seribu sayang usaha pertamaku ini hanya berakhir sampai periode dimana aku selesai mempresentasikan hasil penelitianku. Proses tanya jawab yang seharusnya terjadi setelah presentasiku terhenti oleh pertanyaan dan pernyataan bahwa apa yang kukerjakan ini sudah pernah ada yang membahasnya sebelumnya.

Selanjutnya, usaha dan perhatianku kupusatkan untuk mencari tau wujud skripsi yang menjadi batu sandungan besar dalam perjalanan penyelesaian studyku yang amburadur ini. Bolak-balik perpustakaan FMIPA UGM kulakoni berminggu-minggu ditengah sengatan terik matahari yang semakin lama semakin menyengat di langit jogja, mencari jejak nama penulis skripsi tersebut di media sosial, baik milis yahoo, facebook untuk mencari tahu kontak yang bersangkutan guna mengonfirmasi bagian mana yang menjadi kesamaan dari skirpsi yang kami tulis, namun semuanya tidak membuahkan hasil apapun untuk perkembangan revisiku saat itu. Mutung, menjadi langkah lanjutan sebagai akibat dari usahaku yang tidak membuahkan hasil.


Semangatku kembali bergejolak ketika periode wisuda mei telah terlewati. Jari-jemariku kembali bersemangat mengetikan kalimat-kalimat di Bab-bab tugas akhirku hingga dalam waktu 3 minggu segalanya terselesaikan dengan tambahan satu metode baru dalam skripsiku. Namun, karena kecerobohanku dan keterburu-buruanku, aku sampai lupa untuk memastikan apakah metode tambahan ini juga belum masuk kedalam skripsi yang dinyatakan sama tersebut ke dosen yang mengkritiku saat ujian pertama. Alhasil, di ujian pendadaran kedua, aku hanya sempat menjelaskan 1/3 isi presentasiku hingga sampai forum itu dibubarkan dengan kesimpulan aku harus kembali mengulanginya lagi.


Saat itu juga batinku mulai berkata," jangan sampai ini menghentikan usaha seriusku untuk lulus tahun ini". Selepas para dosen penguji dan pembimbingku meninggalkan ruangan, aku bergegas mengejar dan menghampiri dosen yang menyatakan bahwa teoriku sudah pernah di bahas dan ada di diktat kuliah yang dibuatnya, untuk meminta saran apa yang sebaiknya kulakukan untuk mengatasi masalah ini dengan tidak harus mengganti tema yang berarti mengulang lagi semua tahap dari awal. Langkah yang seharusnya ku lakukan sejak percobaan pertama gagal. Akhirnya solusi kuperoleh dengan memasukan 2 metode baru kedalam apa yang sudah kuselesaikan sebelumnya dan membandingkan ke-empat metode berbeda tersebut. Tiga minggu waktu yang cukup untuk menyelesaikan skripsi ini.

Setelah merasa cukup yakin dengan apa yang kulakukan, akhirnya tanggal 14 agustus 2012 menjadi tanggal ke-3 dimana aku harus mempertahankan hasil kerjaku di hadapan 3 dosen penguji yang susunannya telah berganti karena salah satu dosen harus ke Australia mengunjungi istrinya dan yang satunya sepertinya sudah mudik ke jawa barat (inget sekarang lagi bulan Ramadhan).

Pagi itu, kuberangkat dengan jalan kaki dari kos-kosanku yang berjarak kurang lebih 1 kilometer dari kampus dengan penuh semangat dan tidak membawa bala bantuan untuk menyaksikanku dibantai pagi ini. Sesampaiku di kampus,kakiku langsung kulangkahkan menaiki anak-anak tangga yang sudah sangat sering melihatku naik-turun gedung berlantai 3 ini. Ruang sekertariat Prodi menjadi tujuanku untuk memastikan ruangan mana yang akan kupakai untuk ujian kali ini. Tak satupun dosen penguji hadir lebih awal, aku harus menunggu 20 menit untuk masuk ke dalam ruangan dan memulai presentasiku. Berjajar dari kiri ke kanan, di hadapanku sudah duduk 3 dosen penguji secara berturut-turut, ibu dosen muda yang karakternya belum kuketahui cukup banyak karena hanya sekali mengambil mata kuliah yang diampunya, di susul Kepala Program Studi Statistika saat ini yang sudah diketahui reputasinya sebagai salah satu dosen yang lumayan usil dalam mendadar mahasiswa, yang juga merupakan dosen yang menyarankanku untuk segera mendaftarkan diri di ujian ke-2, dan terakhir sosok dosen senior bersahaja yang merupakan dosen pembimbing akademikku. Dari ketiga dosen itu, hanya dosen kedua lah yang menurutku cukup memahami isi dari skripsiku, sedangkan 2 lainnya memiliki minat yang berbeda.

Presentasiku berlangsung 20 menit, dan  langsung di sambut dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurutku tidak selayaknya lagi dipertanyakan karena sudah jelas ku paparkan dalam BAB IV dari skripsiku dan kusimpulkan di BAB V. Namun karena ini pendadaran maka mau-tidak mau semua pertanyaan kujelaskan juga, meskipun ada beberapa yang tidak mengundang kepuasan dari dosen yang menanyakannya. Sesi tanya jawab hanya berlangsung sekitar 40 menit yang berarti pendadaranku hari ini hanya memakan waktu 1 jam dari 2 jam yang disediakan. Kemudian ketiga dosen memintaku untuk meninggalkan ruangan sejenak untuk berunding mengenai status kelulusanku berdasarkan ujian pendadaran yang baru saja  kulakukan. Tak sampai 5 menit, aku sudah diperbolehkan kembali memasuki ruangan dan langsung mendengarkan kata yang memang sudah kuprediksi " Mas, gempur.. setelah memperhatikan presentasi anda, kami selaku dosen penguji menyatakan anda LULUS dengan perbaikan dari pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab." kata dosen pembimbing akademikku. "alhamdulillah, terima kasih pak" sahutku.

Oke, akhirnya  perjalananku di Statistika UGM berakhir hari ini. Alhamdulillah.. alhamdulillah.. alhamdulillah.

Jumat, 07 September 2012

Mahasiswa Ambang Batas

Kalau ditanya pengen lulus gag sih?? tentu saja jawabannya iya. Namun, jangan pernah tanya kapan kata lulus itu akan dicapai.

Semester ini adalah semester keempat dimana Tugas Akhir mengisi salah satu baris  di KRS-ku, dan sangat besar harapanku untuk segera mengakhirinya semester ini  juga.  Ntah kenapa kuliahku di salah satu Universitas  ternama ini tak kunjung selesai, padahal prestasi belajarku tidak jelek-jelek amat. Dibilang mengeluh, ya saya  mengeluh, walaupun banyak sekali petuah-petuah yang melarang untuk mengeluh, tapi itu manusiawi bukan??

Semester ini sempat membawa angin segar ketika tema yang cukup mudah, dan memang saya memutuskan untuk mengambil tema yang mudah-mudah saja untuk ku bahas sebagai tugas akhir, telah kutemukan dan selesai kususun dalam 3 minggu. Bayangkan, dalam 3 minggu Tugas Akhirku selesai. Melihat kerja kerasku yang benar-benar serius untuk setidaknya membuat ibu-bapak ku bisa berhenti memberikan penjelasan kepada tetangga ketika pertanyaan, “si gempur udah lulus  belum??” terlempar dari lisan-lisan mereka ada kebahagiaan yang sempat menyinggahi lubuk hatiku, “aah… akhirnya bisa segera menyelesaikan studi yang alot ini”


Sampai saat kuputuskan untuk menghubungi Dosen Pembimbing Tugas Akhir melalui SMS untuk  mengatur jadual pertemuan untuk membicarakan tema Tugas Akhirku yang  berujung tidak dibalasnya SMS ku. Awalnya sedikit kecewa karena SMS untuk mengatur jadual pertemuan tidak mendapat respon dari Dosen Pembimbing kedua setelah kuputuskan mengganti dosen di semester ke-3 kumengambil Tugas Akhir, namun semangat tuk mengejar Wisuda Sarjana bulan November 2011 semakin mendorongku untuk menemukan jalan keluar, hingga akhirnya kuputuskan untuk menemui sang dosen di ruangannya secara langsung pada pagi hari dengan berbekal bahwa beliau ada jadual mengajar siang harinya. Dan Alhamdulillah, berhasil bertemu.

Pagi itu adalah pagi kedua saya memasuki ruangan kantor salah satu dosen yang cukup senior di kampusku itu, setelah sebelumnya beliau sempat bingung akan status kemahasiswaanku. “hm.. mahasiswa S2 mas??” begitu katanya ketika melihatku memasuki ruangannya seminggu yang lalu. hmm,, rupanya studi yang melelahkan ini telah menguras ketampananku.

Kusodorkan juga draft Tugas Akhirku kepadanya, dan beliau cukup kaget ketika melihat draft iu sudah lengkap dari BAB I sampai BAB V, mengingat seminggu sebelumnya hanya BAB I yang ku serahkan sebagai bahan pertimbangan beliau mengenai temaku. Batinku mulai melafalkan bernagai do’a dan harapan agar draft tersebut di ACC dan dibolehkan untuk lanjut ke tahap Ujian Pendadaran yang begitu meneganggang menurut versi teman-temanku  yang sudah berhasil melaluinya. Badanku tegap di seberang meja dimana sang Dosen  duduk, dan beliau mempersilahkanku untuk duduk, karena katanya beliu hendak membaca dahulu isi draft-ku. Kursi tamu di ruangan itu menjadi saksi betapa tegangnya diriku menghadapi hari itu dan bertambah tegang ketika akhirnya sebaris kalimat pertanyaan terucap dari lisan dosenku.

Ya, seperti yang sudah dikatakan teman-temanku. Bapaknya akan menanyakan hal yang cukup abstrak untuk dimengerti oleh mahasiswa yang ditanya olehnya. ‘tenang pur..tenang..’ begitulah batinku berkata ketika mendengar kalimat yang kucoba pahami dari sudut pandang yang sederhana untuk selanjutnya kujawab dan kujelaskan sesuai yang ku ketahui dari buku-buku yang kujadikan pedoman penyusunan Tugas Akhir ini.

“Bukan..bukan begitu maksud saya…” kalimat itu tiba-tiba meruntuhkan kepercayaan diriku yang dengan susah payah kubangun pagi itu. kembali lagi aku mencoba menjelaskan dengan bahasa yang sederhana yang memang dituntut oleh sang dosen, namun tak kunjung bisa memuaskan pertanyaan dari beliau. sampai akhirnya sedikit gaduh, ketika saya sedang berusaha menjawab, bapakny juga kembali bertanya disaat yang bersamaan. Beruntung, sekali lagi dengan menggunakan apa yang kudengar dari teman-temanku bahwa kata ‘Ya Pak!’ adalah senjata ampuh untuk mengakhiri kemelut pertanyaan bertubi-tubi yang dilontarkan oleh sang dosen.

Sampai akhirnya hatiku takluk juga ketiga beliau berkata, apa yang kulakukan untuk Tugas Akhirku adalah SALAH! dari segi metode maupun cara penyelesaian permasalahan yang kuangkat sebagai tema. Kecewa?? ya, tentu saja. Siapa orang di dunia ini yang tidak kecewa ketika hasil kerja kerasnya dinyatakan SALAH?!


Pertemuan itu adalah pertemuan terakhirkku dengan sang dosen untuk membahas Tugas Akhirku yang kemudian mengubur harapanaku untuk Wisuda pada bulan November 2011, karena setelahnya kuputuskan untuk menenangkan hatiku selama seminggu dan kemudian memutuskan untuk menemui sang dosen kembali. Namun, ketika hatiku sudah siap, beliau harus dirawat inapkan di Rumah Sakit selama beberapa hari dan bed rest beberapa minggu di rumah karena penyakit darah tinggi nya menyerang. begitu yang kudengar.

Dan sampai saat ini belum ada perkembangan terbaru mengenai masa depan tugas akhirku dan status S.Si yang akan menempel di namaku. Sangat besar harapanku untuk menyelesaikannya bulan ini,mengingat kejenuhan yang mulai menggerogoti semangatku.


rebloged from : gesaf.wordpress.com on nov 14th