Search it here

Jumat, 19 Oktober 2012

"Petrichor" The Smells of Relax

Mungkin anda salah satu tipe orang yang gemar menikmati momen-momen di kala hujan turun. Atau mungkin itu hoby? Dan Bagi anda yang kurang menanggapi hujan sebagai satu hal yang indah, maka cobalah berhenti sejenak, sisakan waktu anda untuk menikmati hujan yang mungkin anda anggap sebagai penghambat kinerja anda.

Saat hujan turun adalah momen yang dipercaya sebagian ahli sebagai momen dimana banyak memory indah dalam kehidupan kita kembali tersibak. Hujan memiliki kemampuan untuk menghipnotis manusia untuk me-resonansi-kan ingatan masa lalu. Dan tanpa bisa mendapatkan bukti ilmiah, para ilmuan hanya bisa menyimpulkan “Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yg rindu”. Bahkan saat hujan juga tak sedikit orang yang mendapatkan berbagai inspirasi.

Petrichor, itulah mungkin hal yang mendukung hal ini terjadi. Petrichor (diucapkan pɛtrɨkər dari petros Yunani “batu” + nanah cairan yang mengalir di pembuluh darah para dewa dalam mitologi Yunani) adalah nama aroma hujan ke bumi yang kering. Istilah ini diciptakan pada tahun 1964 oleh dua peneliti Australia, Bear dan Thomas, untuk sebuah artikel di jurnal Nature. Dalam artikel tersebut , penulis menjelaskan bagaimana bau berasal dari minyak yang dipancarkan oleh tanaman tertentu selama periode kering, lalu diserap oleh tanah liat dan batu berbasis. Selama hujan, minyak dilepaskan ke udara bersama dengan senyawa yang lain, geosmin,  menghasilkan aroma khas.

Petrichor inilah mungkin senyawa atau aroma yang membuat saya rindu dengan turunnya hujan, menikmati momen-momen penuh kenangan. Rasanya tubuh dan pikiran berelaksasi sejenak ketika senyawa dengan aroma khas ini menyeruak dari balik tetesan air hujan yang membasahi bumi. Namun, petrichor tidak selalu muncul begitu hujan turun, mungkin "dia" menunggu momen yang tepat untuk menghampiri indra penciuman setiap insan, termasuk aku, untuk membuai mereka dalam memory yang sulit terhapuskan, atau aku telah melewatkannya?


Benakku sempat bertanya-tanya wewangian apa gerangan yang selalu muncul ketika hujan turun. Dan ternyata dia adalah Petrichor yang bisa membuat pecinta hujan ketagihan menunggu dan menunggu saat-saat dimana petrichor membangkitkan momen-momen indah dalam hidup kita. 

Jadi, mumpung hujan sedang gemar menghampiri hari-hari kita, yuk kita nikmati aroma si Petrichor!

Senin, 15 Oktober 2012

Kerja??!! DILARANG ngantuk!

Rasa kantuk memang selalu berhasil menempatkan kita pada dilema terbesar dalam hidup. Saat kantuk datang tanpa di undang, dengan senang hati kita akan melayaninya dengan syarat tidak ada suatu hal atau aktifitas penting yang wajib kita selesaikan saat kantuk datang. Namun kantuk kadang berlagak sombong dengan tidak mau memenuhi undangan kita di tengah malam saat badan kita terasa sudah remuk dengan aktifitas berat seharian penuh. Segala daya dan upaya kita lakukan untuk menarik perhatiannya, tapi kantuk tak bergeming, hanya insomnia yang setia menemani kita sampai ayam berkokok.
Kantuk kadang datang tak mengenal tempat, waktu, dan keadaan. Dapat dipastikan setiap orang pasti pernah merasa kantuk menggoda jiwa saat kerjaan menumpuk di kantor, saat guru killer sedang menjelaskan rumus-rumus matematika yang menguras nutrisi otak, bahkan saat istri atau suami anda meminta jatah bulanan di tengah malam yang romantis (ehem...). Sayangnya rasa kantuk selalu datang dengan iming-iming yang indah, yang sangat amat susah kita tampik, sampai sering kita kemukan siswa yang ditegur gurunya karena menulis sambil menutup mata, melihat teman sekelas yang dilempari kapur tulis oleh dosen di kampus, bahkan melihat pekerja yang  berleyeh-leyeh ketika pekerjaannya baru separuh jalan sedangkan dateline sudah mepet.

Begitulah yang kurasakan beberapa hari terakhir.
Kegiatan bergelut dengan rasa kantuk yang datang tanpa diundang  di pagi hari dan tidak mau datang walaupun sudah kuundang dengan undangan khusus di 1/3 terakhir malam menjadi ritual wajib yang kulakukan ketika kumemutuskan menerima tawaran mengisi pelatihan olah data bagi dosen-dosen politeknik dari bumi Indonesia bagian timur. 

Rabu, 10 Oktober 2012, seharusnya aku sudah terbangun pukul 7 pagi, tapi apa lacur kantuk baru tangan menghampiriku pukul 4 pagi sehingga mau tidak mau pukul 7 kulewatkan di alam mimpi yang tidak indah pagi ini. Aku akhirnya harus terbangun ketika ada panggilan masuk di handphone ku yang datangnya berasal dari lembaga pelatihan yang menawarkan mengisi pelatihan beberapa hari sebelumnya. Awalnya aku mengira akan mendapat kabar kembira akan cairnya honorku mengajar dan membuat modul SPSS, tapi ternyata tidak. Panggilan yang kemudian kusadari dilakukan pukul 10pagi itu bertujuan tidak lain dan tidak bukan untuk mengingatkanku bahwa hari ini adalah hari dimana aku harus mengisi pelatihan yang sudah ku-iya-kan sebelumnya. Dengan suara yang diberat-beratkan aku menjawabnya sembari memberi image bahwa aku sedang melakukan sesuatu bukan tidur. Tapi sepertinya aktingku kurang bagus dan si penelepon menyadarinya dan akhirnya mengabarkan bahwa aku bisa memulai pelatihannya pukul 12 siang ini. Alhamdulillah gumamku kemudian menutup telepon dan kembali ke buaian si kantuk.
Jelang siang kuputuskan untuk bangun dan menampankan diri untuk selanjutnya menuju TKP. Pelatihan yang mulanya kuanggap hanya akan berlangsung 2 jam ternyata berlanjut sampai jam 6 sore karena peserta yang sebagian besar ibu-ibu tidak mau acara jalan-jalannya hari jum'at nanti terganggu oleh pelatihan. Alhasil aku harus pulang malam dan langsung terkapar di kasur begitu memasuki kamarku yang berantakan kutinggalkan siang tadi. Oleh karena jarang tidur sebelum pukul 12 malam, akhirnya aku terbangun dari tidur lelahku itu pukul 10 malam, hingga akhirnya kantuk tak datang-datang sampai pukul 5 pagi padahal aku harus bangun sebelum jam 7 untuk mengisi pelatihan lanjutan pukul 8 pagi ini.

Kamis, 11 Oktober 2012, akhirnya kantuk menguasai kesadaranku. Aku terbangun dan menengok ke jam tangan yang kugantung di dinding kamarku, "arghh udah jam 8 pagi" gumamku bergumul dengan rasa kantuk. "Hm... lanjutkan tidur sajalah, lupakan pelatihan itu, toh masih ada trainer lainnya" lanjutku egois kemudian kembali kepelukan gulingku yang terasa hangat. Huimph.... lega rasanya bisa melanjutkan tidur. Ternyata gumamanku tadi tidak berarti apa-apa karena ponsel ku kembali berdering dan tertulis dengan jelas dari siapa panggilan itu berasal. Ya, pihak yang memintaku mengisi pelatihan itu menelepon " Mas gempur jadi ngisi pelatihan hari ini kan?" kata suara wanita di ujung sana. " Jadi mbak" jawabku gelagapan. " Ditunggu ya mas, mulainya jam 8.30, ini sudah di tunggu" lanjutnya dengan sabar. "Oh iya mbak, ini OTW kog" seperti biasa, beralasan On The Way kurasa mampu meredakan suasana. "OK, ditunggu ya mas" tutup suara di ujung sana.

Badanku langsung kupaksa bangkit dan segera meraih handuk yang sejak kemarin belum sempat kujemur yang tergeletak di atas kursi. Aku membasuh badan seadanya, dan mungkin sepertinya aku lupa menggosok gigiku pagi ini. Berpakaian dengan cekatan dan langsung berjalan menuju tempatku menunggu bus seperti biasa. Wow, aku melakukan itu semua hanya dalam 15 menit? rekor buatku!. Untung bagiku, aku tak harus menunggu lama untuk bus yang biasa kugunakan untuk ketempat pelatihan itu datang dan mengantarku ke sana, lebih bersyukurnya lagi adalah sepertinya sopir minibus jurusan Jogja-Kaliurang ini paham betul bahwa ada penumpangnya yang sedang tergesa-gesa sehingga dia tidak mengendarai kendaraannya dengan santai dan mengabaikan tempatnya biasa ngetem.

Jam menunjuk pukul 9.15 ketika aku sampai ke hotel dimana pelatihan itu berlangsung. Oh tidak, aku telat. Langsung ke lantai 2 dimana ruangan berada, masuk ke ruangan yang ternyata pelatihannya sudah di mulai oleh trainer lainnya tapi baru mengecek tugas mandiri yang kami berikan kemarin sebelum sesi pelatihan kami tutup. Aku langsung menuju mejaku, menyalakan netbuk, menyambungkan viewer, kemudian menuju meja yang kulewati ketika masuk ruangan dan mengambil secangkir kopi hangat dan camilan untuk sejenak mengganjal perutku yang ternyata tidak diisi dengan makanan semalam. Dan bisa ditebak, sepanjang pelatihan aku hanya bergumul dengan rasa kantukku, beruntunglah aku hanya kedapatan tugas mengilustrasikan segala petunjuk yang dikatakan oleh rekanku sehingga aku bisa bersantai-santai sejenak, tanpa  harus berdiri mengelilingi ruangan sembari mengerahkan energi memberi penjelasan setiap pembahasan yang ada dalam modul pelatihana yang dibagikan.

Begitulah perjuanganku melawan kantuk beberapa hari ini. Sungguh melelahkan! fiuh

Rabu, 03 Oktober 2012

Hujan Pertama di Akhir Tahun

Rabu, 3 Oktober 2012, pukul 03:09 WIB, rintik hujan mulai menyapa bumi Yogyakarta khususnya daerah sendowo dengan malu-malu.

Pagi ini mataku belum sayu juga setelah beberapa jam berkutat dengan SPSS untuk menyusun ulang Modul Tutorial yang sudah out of date dan menyaksikan pertandingan Liga Champions Eropa antara tuan rumah Benfica dan tamunya Barcelona di ruang TV kos-kosan ku tercinta. Tuan rumah sedang tertinggal 2 gol dari tamunya ketika kuputuskan untuk beranjak ke kamar dan bersiap untuk bermesraan dengan kasurku yang sudah tergelar sejak ku bangun siang tadi. 

Netbuk yang baru beberapa saat kuistrahatkan masih tergeletak acak di atas rak buatan yang menempel di dinding kamarku seolah menggodaku untuk menyentuhnya dan berselancar dengannya di dunia maya. "Hm.. apa salahnya mengecek twitter sejenak dan meng-up date livescore pertandingan Liga Champions lainnya?" gumamku. Kubenarkan juga posisi netbukku yang bertumpukan dengan keyboard dan modul tutorial untuk kemudian kunyalakan. Tanda loading di browser andalan belum berhenti dan dudukku belum "pewe" ketika tiba-tiba telingaku mendengar titikan air berjatuhan di kejauhan. Awalnya ku mengira itu adalah suara air dari bak penampungan kosku yang telah penuh dan mengalir membasahi tanaman rambat di partisi kos kami.  Namun tak terdengar suara mesin pompa air sebagai backsodund titikan air tersebut. Hingga akhirnya kuputuskan untuk kembali bangkit dari duduk dan menengok keluar, dan ternyata itu tetesan air dari gumpalan awan-awan hujan di langit subuh  yogyakarta.

"Alhamndulillah Hujan" itulah gumamku ketika kuputuskan untuk keluar kamar dan memindahkan jemuran handuk kos yang entah sudah berapa bulan berada di luar.  "Alhamdulillah hujan" itulah kicauan yang kutuliskan beberapa saat setelahnya di akun twitterku yang baru di follow oleh 200an orang. "Alhamdulillah hujan menjadi tag line di twitter dan status-status teman-temanku yang kebetulan masih online di pagi ini, entah itu mereka belum tidur atau baru bangun untuk beribadah qiyamul lail. Hujan yang ditunggu-tunggu banyak orang. Hujan yang membuat banyak warga santri di madura menggelar shalat hajat meminta hujan. Hujan yang datang untuk pertama kalinya di akhir tahun ini. Hujan yang setia membangkitkan segala memoar indah, mencekam, suram, sedih, bahkan biasa saja setiap insan manusia, termasuk aku.  Hujan yang senantiasa membius dengan dengan petrichor nya.

Kerinduan akan berbagai hal indah dalam hidupku kembali tersingkap oleh hujan pagi ini. Kenangan indah masa kecil di pulau kecil nun jauh di belahan tenggara pulau sulawesi. Hujan selalu saja menghadirkan keceriaan di jiwa-jiwa kecil kami, anak-anak pulau muna. Hujan selalu berhasil menggodaku untuk melanggar larangan ibuku bermain hujan. Hujan yang selalu menjadi katalis berbagai kisah indah bersama teman-teman kecilku. Hujan yang selalu berhasil melenyapkan rasa lelah di kaki-kaki kecil kami  yang bergerak berirama mengelilingi kampung untuk mengajak teman-teman yang patuh kepada ibu-ibu mereka untuk keluar dan bermain bersama di bawah guyuran hujan yang selalu indah bagi jiwa kecil kami.

Hujan juga pernah menjadi saksi kebahagiaan kami siswa-siswi SMA 1 Raha yang berhasil menaklukan soal-soal Ujian Nasional yang dibuat untuk menjerat siswa-siswa kurang rajin belajar untuk tetap bersekolah di tingkatan pendidikan yang menjadi tempat paling dirindukan oleh semua orang di Indonesia. Tak lama setelah pengumuman kelulusan yang menjadi sumber kabahagiaan kami di siarkan lewat TOA sekolah yang terasa mulai enggan meneriaki kami yang suka telat di pagi hari, hujan turun dengan derasnya mengguyur bumi muna, serasa langit ikut terharu bahagia menyaksikan kami anak-anak masa depan bangsa di pulau kecil itu berbahagia. Awalnya seorang siswa yang terkenal badung dari jurusan IPS mendahului kami menyambut datangnya hujan siang itu. Kami yang merasa sudah tidak kecil lagi masih enggan menemaninya menari bersama hujan. Malu. Itulah mungkin yang menjadi sebab kami hanya menontonya menari bersama hujan. Hingga sampai saatnya kami tergoda oleh tarian hujan dan bau kebahagiaan "petrichor" yang tersebar di seluruh halaman sekolah kami, kamipun takluk. Tak ada aba-aba, tak ada persiapan melepas baju sekolah dan sepatu, sebagian besar siswa keluar menyambut hujan dan menari bersama. Konvoi keliling kota dengan berjalan kaki di bawah guyuran hujan menjadi saksi kebahagiaan kami saat itu.

Belum berapa jauh aku menikmati lamunanku, suara hujan di luar sana mulai tak terdengar. hm.. rupanya hujan tidak ingin membawaku terlalu jauh kemasa-masa bahagia yang akan membuaiku. Lamunanku pun berakhir seiring berhentinya hujan pagi ini. Dan hujan pagi yang berdurasi singkat ini menjadi satu-satunya momen hujan hari ini, siang kembali terik, walaupun di sore hari mendung sempat menyapa di langit jogja, namun hujan masih enggan datang lagi.