Search it here

Tampilkan postingan dengan label Status Facebook. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Status Facebook. Tampilkan semua postingan

Senin, 22 April 2013

SMS-mu Harimau-mu

Pernah dengar pepatah "Mulutmu Harimaumu!"
Ya, pepatah yang selalu mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dalam mengucapakan sebuah pernyataan bahkan sebuah pertanyaan.


Di jaman komunikasi tingkat tinggi seperti sekarang ini, setidaknya orang-orang semakin jarang bertemu tetapi semakin mudah untuk berkomunikasi. Social Media  baik Facebook, twitter, YM, Line, WeChat dan sebagainya merupakan media-media baru yang bersandingan dengan telepon genggam dalam mempermudah dan mempersingkat komunikasi sesama manusia. Namun, layaknya mulut, media-media sosial juga terkadang mendapatkan kritikan saat sang pemilik akun mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang kurang berkenan bagi beberapa pihak. Mulai dari sangsi tidak diajak dalam obrolan (dalam media sosial), akun diunfollow, diblock bahkan sampai diflag.Atau jika anda cukup beruntung menjadi selebritas baik sebagai artis, elit politik, aparat penegak hukum dan anggota parlemen, maka anda akan menjadi bahan pemberitaan berhari-hari di Televisi, koran dan majalah on-line hanya karena statement anda di media sosial.

Menjaga setiap pernyataan yang kita buat merupakan kewajiban yang harus selalu kita pegang teguh beriringan degan hak menyampaikan pendapat yang kita kantongi dari Undang-Undang Dasar negara ini. Statement yang bertanggungjawab, itulah mungkin lebih tepatnya. Namun, menambah kadar kesabaran dan pemikiran positif dari setiap pernyataan yang dilontarkan oleh setiap orang juga merupakan sebuah keharusan, agar kita tidak menjadi sosok yang "sedikit-sedikit" tersinggung.

Akan selalu menjaga dan mempertimbangkan setiap pernyataan yang akan saya lontarkan baik secara lisan, tertulis, maupun lewat SMS menjadi hal yang akan selalu saya ingat sejak saat ini, sejak 2 orang staf yang pulang terlambat ke kantor aku SMS dengan redaksi kalimat yang menurutku wajar namun tidak mengenakkan bagi mereka. Nah, begitulah komunikasi yang tidak berjalan dengan baik. Berawal dari keterlambatan mereka kembali ke kantor, akhirnya aku memutuskan untuk  menanyakan status dan keadaan mereka di lapangan apakah sudah dalam perjalanan atau seperti apa. Namun semuanya membuatku sedikit terkejut karena sampai jam pulang pun (16.30 WIB, red) mereka masih menggarap lahan persawahan milik petani, padahal sejak pagi saat briefing aku sudah mengingatkan mereka untuk setidakna menyelesaikan penggarapan sawah untuk kegiatan demo produk sejak pukul 15.30.

Kapasitasku yang dianggap tidak dan belum mengetahui situasi di lapanganlah yang membuat mereka sepertinya tidak senang dengan redaksi kalimatku yang kurang lebih isinya sebagai berikut ketika mereka menjawab SMS ku dengan jawaban " ini lagi nggarap sawah pak"
" Lhoo, kog bisa?? Bukannya tadi sudah dibilang untuk selesai garap jam 15.30? kalian itu ya mbok kalau ada apa2 kabar2 ke kantor, ini kalian ditinggal aja ya, nanti kalau sudah sampai ke gudang sms saja."
Sampai saat ini saya masih sedikit bingung redaksi kalimat bagian mana yang menyudutkan mereka?
Bukankah wajar jika seorang atasan menunjukan ketegasan kepada bawahan yang jelas-jelas tidak mengindahkan apa yang telah diinstrusikan? apalagi tanpa konfirmasi.



Sore itu memang tidak ada lagi respon lanjutan dari kedua stafku itu, hingga akhirnya ada profokator yang sampai saat itu masih sulit untuk aku atasi yang membuat mereka semakin panas dan akhirnya membawa permasalahan ini ke briefing  pagi keeseokan harinya. Awalanya aku hanya menggap ini sebagai kritik keras atas kepemimpinanku, namun semuanya kurasa semakin keterlaluan dan menyudutkanku ketika ada pihak yang sama sekali tidak punya kapasitas untuk mengomentari apalagi sampai dengan jelas menunjuk namaku dan menyatakan tindakanku itu tidak baik dan tidak sopan.
Akhirnya, hari itu aku memutuskan untuk tidak lagi menanyakan keadaan mereka di lapangan karena aku sama sekali tidak mau dikatakan tidak menghargai kinerja orang di lapangan dan hanya tahu memerintah.

Setidaknya atas kejadian ini aku semakin berhati-hati dalam mengirimkan pesan singkat kepada siapapun.

Jumat, 06 April 2012

Every Generation Has Their Era!!

Halo dunia... terbangun lebih awal di awal long weekend kedua dalam sebulan terakhir membuat segalanya terasa berjalan lebih lambat namun menyenangkan untuk dinikmati. Bisa sarapan pagi, mandi lebih pagi, memotong kuku untuk persiapan sholat jum'at - oh iya, hari ini jum'at saatnya kita para lelaki berkumpul di masjid seminggu sekali mengingat sangat jarang orang yang bisa dan mau mendirikan sholat 5 waktu di masjid - dan bisa mengecek facebook dan twitter di pagi hari.

Seperti biasa, nothing special. 
Hanya saja ada beberapa postingan yang menarik perhatianku, yang membuatku kembali teringat masa-masa jaya SD, masa-masa pertumbuhan SMP, dan masa-masa pencarian jati diri yang tak terlupakan di SMA serta masa-masa suram berkuliah di UGM sampai saat tulisan ini kubuat.

Ya, setiap generasi punya masa kejayaan. Jaman SD, siapa yang tidak mengenal saya si juara pertama di kelas sejak kelas I sampai kelas VI, si siswa yang paling sering mewakili sekolah di berbagai perlombaan baik seni, olahraga maupun akademik?. Jaman SMP? apalagi, penghuni kelas unggulan sejak kelas I sampai lulus, menjadi atlet bola voly sekolahan yang sering tour ke sekolah-sekolah lain untuk menaklukan tim mereka, pengurus OSIS yang eksis saat itu. Di SMA? jangan tanya. waktuku mungkin lebih banyak berada di luar kelas dan luar sekolah untuk mempertahankan nama baik sekolah, baik di ajang olimpiade matematika 2 tahun berturut-turut, ajang seni setiap 17 agustusan, ajang olahraga lewat bola voly sampai ke debat bahasa inggris yang berhasil menyabet juara umum. Di universitas, sepak terjangku tidak terlalu cemerlang, bahkan mungkin kian meredup. Mengingat universitas yang kupilih ini bukanlah universitas yang mudah untuk ditaklukan oleh anak daerah sepertiku, dimana jawara-jawara dari berbagai daerah di Indonesia berkumpulan disini untuk meraih cita-cita masing-masing dengan cara masing-masing pula.

Tapi itu semua tinggal kenangan sobat. Masanya telah berlalu. Di usiaku yang sudah mencapai 1/4 abad ini aku masih sibuk berkutat dengan Tugas Akhir yang semakin lama semakin menguras semangatku.

Kembali ke timeline facebook..

Terdaftar 9 notifikasi memenuhi timelineku pagi ini ketika mozila firefox kuaktifkan dan semuanya berasal dari pemberitahuan yang dituliskan oleh salah satu teman seangkatan di statistika UGM di dinding grup angkatan dan dari salah satu teman bermain futsal. Si teman dengan bangga menge-share bahwa putri pertamanya telah lahir, sedangkan si teman futsal menge-tag foto undangan pernikahannya. what the..., saat orang lain sudah berkeluarga bahkan sudah memiliki momongan, saya masih berkutat dengan tugas akhir. Hm.. masaku memang sudah lewat. Aku yang biasanya lebih dulu menyelesaikan semua tugas dibandingkan orang lain justru masih sibuk berjuang menyelesaikan tugas akhir yang kunjung menjenuhkan.

Mengenang masa-masa kejayaan bang memilih salah satu sisi koin mata uang . Kita bisa memilih pilihan yang tepat sama beresikonya dengan memilih pilihan yang salah. Kenangan akan masa lalu bisa menjadi cambuk untuk membangkitkan spirit dan semangat kita yang memudar seiring waktu dan bahkan bisa membuat kita semakin terpuruk, Tergantung bagaimana kita melihatnya.

Dan saya rasa, memang saat ini saya sedang berada di satu titik paling dasar dari grafik perkembangan kehidupan saya, dan semoga data hsitoris yang selalu menanjak akan menjadi fakto yang akan menggiring grafik kehidupan saya pada titik optimalnya walaupun mungkin akan naik secara eksponensial. dan saya siap untuk itu





Minggu, 18 Maret 2012

Revisi Cinta dan Skripsi

Alhamdulillah..alhamdulillah.. alhamdulillah..
Akhirnya setelah sekian lama berkutat dengan tugas akhir, akhirnya selasa, 13 Maret 2012 jadual pendadaran yang harus kulalui sampai juga. Seperti biasa, karena memang saya "banci tampil" maka bukannya tegang atau gugup dalam menanti hari itu datang tapi excited dan santai saja.Karena toh selama tugas akhir dan presentasinya kita buat sendiri kenapa harus takut? bukan begitu?

Tetapi, seperti biasa, persiapan sematang apapun dan pengetahuan semumpuni apapun jika tidak disertai dengan keberuntungan maka semuanya akan menjadi sia-sia.

Tidak seperti biasanya, hari itu, mataku dan badanku bangun jauh lebih awal, padahal semalam begadang sampai pukul 2 pagi mengobrol dengan teman yang kebetulan menginap setelah keliling kelurahan Terban untuk melakukan persiapan pra-survey yang tawarannya kuterima bersamaan dengan masuknya notifikasi jadual ujian di HP bututku. Jam di HP menunjukan pukul 5.32 WIB, temanku masih terlelap. Kubangun dan mempersiapkan diri, mengambil wudhu dan sholat subuh.Sungguh indah ternyata bisa bangun pagi dan bisa sholat subuh lebih awal dari biasanya tanpa harus berkejaran dengan matahari yang hendak mulai menyinari hari. On line sebentar, mengupdate status :


Mandi kemudian bersiap berangkat tepat pukul 07.03 pagi diantar teman. Sesampai di kampus, langsung menuju ke lantai 3 dimana ruangan pendadaran berada. Bertemu penjaga ruangan untuk memastikan segala peralatan telah siap dan ruangan sudah ditata. Ruangan terasa dingin dan sepi, karena ini masih pukul 7 pagi lebih sedikit dan memang aku tidak mengundang seorang pun untuk menghadiri sidang pendadaranku ini kecuali kakak kelas yang kebetulan bersama-sama berjuang menyusun skripsi dengan dosen pembimbing yang sama. Netbuk kusiapkan dan kunyalakan, file-file yang kira-kira dibutuhkan sudah terbuka di taskbar, powerpoint dalam keadaan siap dan mengecek hal-hal kecil. Setelah persiapan kurasa sudah cukup, saatnya menunggu dosen penguji berdatangan satu persatu. Oh iya, ketua dosen pengujiku hari ini Dr.rer.nat Dedi Rosadi. Ms.C. dan 2 dosen lainnya yaitu Adhitia Ronie Efendi dan dosen pembimbing akademikku Zulaela Dipl.Med.Stat. yang beberapa menit sebelum pukul 8 dikabarkan bahwa beliau tidak bisa hadir dan meminta waktu sendiri untuk mengujiku di ruangannya pukul 11 nanti.

Jam di ruangan ujian sudah menunjukkan pukul 08.06 ketika kutolehkan kepalaku kedalam ruangan dan perasaan tegang mulai menghampiri, menunggu harap-harap cemas karena belum ada satupun dosen yang datang. Hingga akhirnya pukul 08.10 pak Adhitia Ronie datang dan mengobrol-ngobrol sebentar sembari menggodaiku mengenai status yang kutuliskan pagi ini. Ternyata beliau belum mengetahui bahwa mahasiswa yang akan diujinya pagi ini adalah diriku berhubung katanya draftku baru dieprolehnya pagi ini. WOW!! sebuah kejutan awal.

Beberapa menit kemudian pembimbing Tugas Akhirku bapak Prof. Suryo Guritno datang dan menanyakan siapa saja dosen penguji hari ini. Menunggu beberapa saat untuk kedatangan ketua dosen penguji, namun sampai 15 menit belum datang juga.Akhirnya pak Ronie memutuskan untuk memulai ujianku pagi itu tepat pukul 08.25 pagi. 

Dua puluh menit, itulah waktu yang diberikan kepadaku untuk mempresentasikan hasil jerih payahku 2 bulan terakhir. Saat presentasiku memasuki 1/4 bagian, pak Dedi Rosadi datang. Tidak ada yang aneh ataupun prasangka maupun firasat buruk akan kedatangannya. Presentasiku lancar.beres dalam 16 menit. Waktu ku kembalikan ke pak Ronie untuk memulai pertanyaan.

Sampai saat pak Ronie memberikan kesempatan kepada pak Dedi untuk bertanya."Ya, aku pasti bisa menjawab pertanyaan-pertanyaannya" seruku dalam hati. Namun, semua kepercayaan diri dan modal yang kupersiapkan mulai goyah ketika pertanyaan "apakah anda sudah melakukan study literatur tehadap Skripsi teman2 anda sebelumnya?" melayang dari lisannya. Dan aku menjawab dengan yakin "iya pak..sudah". Hingga saat pernyataan lanjutan "Berarti tahu kalau ini sudah ada yang pernah mengerjakan? sama persis lho mas. saya tau karena yang mengerjakan itu anak bimbingan saya. tahun 2001. dan dia lebih lengkap dari apa yang anda presentasikan" melululantahkan kepercayaan diriku dan keyakinan akan kemampuanku. Aku terdiam, pak Suryo berusaha membantu dengan menjelaskan, tapi ..semuanya sudah terlambat, TA ku pernah dibahas sebelumnya, dan bagusnya aku tidak tahu, Tema itu tidak ada di list Judul Tugas Akhir yang diedarkan, dan tidak ada juga di database perpustakaan MIPA, kenapa ini bisa terjadi? Oh Tuhan, salahku apa? batinku bergejolak berusaha menemukan solusi untuk menenangkan diri. tapi gagal, aku kalah hari ini.

Pendadaranku berhenti di situ. Saran-saran untuk memperbaiki dan menambahkan hal-hal yang menjadi pembeda serta deadline 2 minggu menjadi penutup presentasiku dan pendadaranku yang singkat.

Mungkin semua itu adalah representasi dari kejutan pagi ini yang kulihat ketika iseng-iseng menggunakan wi-fi yang tersedia di ruang sidang untuk mengakses facebook.Kembali beberapa jam sebelum pendadaran singkat itu terjadi. Pukul 7.40 sembari menunggu di ruangan berdua dengan teman yang mengantarku ke kampus, aku iseng-iseng mengecek availability signal wi-fi di ruangan sidang, dengan tujuan membunuh kebuntuan menanti. Kupulih salah satu signal dan ternyata tersambung tanpa harus log-in. Akhirnya ku putuskan untuk membuka facebook.Tanpa kusadari tindakan iseng ini akan membawaku ke penyesalan paling dalam seumur hidupku.

Awalnya semuanya biasa saja ketika ada beberapa notifikasi berkaitan dengan status yang kupublish sebelum ke kampus. Hingga akhirnya masuk ke home facebook dan menemukan up-date status dari seseorang yang cukup spesial bagiku saat ini. Sewaktu ku SMS, dia berkata "akan ku kabari kalau aku ke jogja, kamu konsen saja dulu dengan pendadaranmu". begitu katanya semalam sewaktu aku memutuskan untuk mengabarinya kabar gembira pendadaranku. Namun, pikiranku yang tenang dan positif menjadi semakin kalut ketika mendapati up-date status tersebut dan terungkap bahwa dia sudah berada di jogja sejak senin, dan tidak mengabariku. Awalnya kuberharap itu sebagai kejutan untukku, sebagai hadiahku yang telah berhasil menyelesaikan penyusunan skripsi. Namun, sampai saat ini dia belum sama sekali menghubungiku untuk menemuiku. 

Ya, sepertinya revisi yang harus kulakukan untuk tugas akhirku ini juga membawaku pada pemikiran untuk merevisi hubungan asmaraku, untuk meyakinkan bahwa hatiku dan hatinya memang satu, satu tujuan, satu pemikiran dan satu cinta. Hingga kini revisi skripsiku terbengkalai karena masih memikirkan apa kesalahan yang telah kuperbuat sampai aku harus benar-benar merevisi segalanya. cinta dan skripsi ku.

Jangan sampai lupa akan janji yang anda ucapkan, karena bisa saja ketika anda sudah melupakannya  orang yang anda janjikan masih mengingat dengan jelas kapan, dimana, bagaimana dan tentang apa anda berjanji dan menunggu untuk anda tepati

Kamis, 02 Februari 2012

LDR..??!! 10 Menit 5 SMS!

Long Distance Relationship, atau lebih akrab dipanggil LDR adalah representasi sebuah hubungan antar anak cucu Adam yang di dalamnya terdapat faktor jarak, entah itu dekat maupun jauh. Baik dengan keluarga, kerabat, orang tua, orang dekat dan sebagainya. Lalu apa yang menjadi masalah untuk dibahas dalam tulisan LDR ini? Tunda dulu ya jawabannya! Berhubung saya adalah salah satu pelaku utama LDR yang kata orang sangat menguji kesetiaan dan rasa pengertian dengan pasangan, maka setidaknya saya akan mencoba menelaah beberapa kendala dan solusi yang saya peroleh setelah melakukan LDR dengan hitungan waktu yang tidak pendek.
 
Selain bisa membaca artikel ini saya akan menjabarkan hal paling sederhana dari membina hubungan dengan hastag LDR. Sebagaimana yang saya rasakan, LDR itu susah-susah gampang, meskipun sudah berbagai dan beragam tips kita terapkan, namun jika komunikasi dan pengertian tidak berjalan dengan baik, maka segalanya menjadi sia-sia.

Saat memutuskan untuk menjalani LDR, segalanya terlihat dan terasa sederhana, bahkan saking sederhananya susah untuk dijelaskan. Kepercayaan memegang peran penting dalam menyukseskan LDR. Karena deraan cobaan akan jauh lebih intens dan lebih keras menekan anda dan pasangan ketimbang jika  kita menjalin hubungan dengan orang yang berada dekat dengan kita dan dapat bertatap mata dengan intensitas yang terhitung sering.


Banyak LDR'ers (istilah untuk mereka yang menjalin hubungan jarak jauh-buatan sendiri) yang menjadikan telepon sebagai pengganti pacar, keluarga atau orang-orang terdekat. Tapi bukan menjadi gadget freak ya..:D. Seiring jaman yang semakin canggih, teknologi pun menjadi semakin mendukung komunikasi jarak jauh dengan pasangan. Bayangkan saja jika misalnya saat ini belum ada handphone atau jejaring sosial? tentu anda akan menunggu berhari-hari untuk membaca pesan-pesan cinta dari sang terkasih lewat surat yang di kirim via PT Pos Indonesia, yang bisa saya pastikan akan sampai paling cepat 1 hari setelah hari  yang dijanjikan.

Namun, sadar tidak sadar kita justru menciptakan masalah baru dengan mengintensifkan SMS atau telepon. Banyak dari LDR'ers yang kemudian justru lupa bahwa tujuan ber-SMS atau menelepon pacar adalah untuk mengutarakan rasa rindu bukan berkeluh kesah yang malah akan membawa pada babak baru lembaran permasalahan yang akan berakibat pada sepinya Handphone dari SMS atau panggilan masuk atau keluar ke orang yang dicintai. Begitupun saya. Setelah menelaah aktivitas SMS dan telepon yang saya lakukan dengan someone special nun jauh di sana, ternyata permasalahan selalu muncul setelah SMS ke 5 dan seterusnya atau menit ke 11 dan seterusnya dari telepon yang kami lakukan.

Kadang tanpa terasa isi SMS hanya berujung pada hal-hal remeh temeh yang menjebak kita. Bahkan kadang lebih parahnya pertengkaran tak terelakan lewat SMS, padahal saya sendiri yang telah menulis status di facebook bahwa " Jika bisa menyampaikan secara face to face, maka jangan sekali-kali mecoba menyampaikan lewat SMS atau telepon". Karena sadar tidak sadar, kontak fisik baik itu sekedar tatapan mata, merasakan keberadaan pasangan di dekat kita akan jauh lebih menjelaskan makna perkataan yang kita ucapkan ketimbang SMS yang terbatas pada jumlah karakter atau telepon yang terbatas pada jumlah pulsa atau baterai HP dan hanya melalui suara.


Maka, saya sarankan agar tidak melakukan SMS lebih dari 5 kali dengan pasangan anda yang jauh di sana atau melakukan telepon lebih dari 10 menit, karena selain bisa menguras pulsa anda, masalah-masalah akan terus mengalir dan mengisi jarak antara anda dengan sang terkasih seiring jumlah SMS yang bertambah atau jumlah menit yang anda habiskan. Think about them!!






Sabtu, 28 Januari 2012

Facebook, LDR dan Asmara

Ada yang tidak mengenal Facebook???
Jangan bilang tidak, kecuali anda tidak memiliki akses internet baik itu melalui  komputer atau gadget-gadget yang semakin hari semakin canggih saja. Facebook menjadi jejaring sosial yang berhasil menggusur Friendster pada saat itu (2007an), walaupun saat ini kepopulerannya mulai tergusur oleh Twitter, namun Facebook tetap menjadi Social Networking yang paling diminati yang dibuktikan dengan masih ada saja gadis malang yang tertipu oleh pria-pria hidung belang melalui Facebook.:D

Salah satu aspek yang menjadi daya tarik facebook adalah penggunanya dapat dengan leluasa "menjadi diri mereka sendiri" di facebook dengan menuliskan status-status yang berhubungan dengan suasana hati, kegiatan sehari-hari sampai keinginan-keinginan yang mungkin saja tidak akan dicurahkan dalan kehidupan sehari-hari kepada orang-orang yang dimaksudkan. Begitu pula dengan saya. Berhubung saat ini sedang asik-asiknya menjalankan asmara yang berbasis LDR atau Long Distance Relationship maka untuk menghibur diri terkadang saya menge-post beberapa status yang sengaja kubuat konyol untuk menghibur diri karena rindu yang tidak tersampaikan maupun yang serius tapi berubah menjadi konyol karena komentar-komentar yang sama sekali tidak nyambung. Berikut ini beberapa review-nya :

status yang saya tulis sebagai representasi dari hati saya yang begitu kuat untuk memiliki seseorang, tapi...baru tersadar ketika membaca quote ini dari buku Manusia Setengah Salmon-Raditya Dika, bahwa kita sebaiknya mengejar apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan, agar kekecewaan tidak selalu mengisi ruang hati.


Status yang kutulis ketika terjadi miss-komunikasi dengan beberapa orang hanya karena SMS. Ya, memang teknologi membantu kita untuk mempermudah berkomunikasi, namun kadang kita terlena dengan segala hal yang sifatnya instan, sampai-sampai kita terlupa bahwa ada hal-hal yang sebaiknya kita sampaikan face to face agar segala maksud yang ingin kita sampaikan dapat ter-deliver dengan baik kepada teman berkomunikasi kita, ntah itu pacar, suami, istri atau sekedar teman. 


hmm.. kalau yang ini... sudah jelas bukan maksud penulisannya untuk apa? :D


Kalau boleh mengutip dialog di salah satu iklan provider telekomunikasi Indonesia, " SMS gak pernah. Telpon Gak pernah. apa susahnya ngomong??" itulah yang menjadi maksud dari status ini. Ketika kita benar-benar ingin menghabiskan waktu dengan pasangan, namun tidak ada respon, tetapi di waktu bersamaan dia malah meng-update status atau mengomentari status teman facebook atau jejaring sosial lainnya, itu akan sangat terasa menyayat. Yang ingin saya tekankan di sini adalah ketika anda memutuskan untuk membeli telepon selular, maka anda harus paham betul konsekuensi penggunaannya, seperti misalnya membalas setiap pesan yang masuk, mengangkat setiap panggilan yang datang. Dan kalaupun anda terlalu sibuk untuk segera membalasnya, silahkan balas di berbagai kesempatan lain saat anda mempunyai waktu luang. Komunikasi itu penting sodara-sodara...

Status-status galau yang tertulis ketika betapa rindunya hati ini untuk bertemu namun jarak memisahkan. titik!


Saat anda memutuskan untuk menjalani Long Distance Relationship atau akrabnya LDR, maka bersiap-siaplah untuk menghadapi berbagai kendala komunikasi. Karena kadang tiba-tiba rasa rindu yang teramat sangat mendera jiwa anda, tapi pasangan di belahan bumi yang lainnya tidak bisa mengerti perasaan anda karena perbedaan waktu, kondisi yang tidak memungkinkan, sampai kepada kesibukan yang tidak memberikan sedikit ruang untuk menuntaskan rasa rindu.

Yap, begitulah status-status facebook mengenai asmara, dan LDR yang kutuliskan di dinding facebook ku.