Search it here

Senin, 07 Januari 2013

Great 25!

Seperempat abad, itulah usiaku saat ini. Ya, tepatnya 3 hari lagi akan berganti menjadi 1/4 abad +1 tahun. Banyak hal yang menyelimuti dan mengiringi perjalanan usia 1/4 abad ini. Kisah sedih, bahagia, haru bercampur dan bergantian secara berkala mengisi hari-hariku di Jogjakarta.

Tidak ada yang spesial memang. Tapi setidaknya hal-hal yang akan kusebutkan ini telan menjadi batu pijakan bahkan mungkin sandunganku untuk meraih cita-cita dan mimpi-mimpi kehidupanku yang kugantungkan tidak begitu tinggi.

1. Patah Hati
Kekanak-kanakan memang, bahkan kalau orang apatis akan menyebutku labil dalam emosi. Tapi tanpa mengurangi penghargaanku kepada perasaanku sendiri, patah hati tidak ada salahnya bukan? Satu yang perlu diluruskan adalah paradigma orang lain mengenai patah hati yang melulu pada sebab asmara atau hubungan dengan lawan jenis, sampai-sampai mereka mengesampingkan pentingnya hubungan dengan teman, sahabat, kerabat dan keluarga. Patah hati pertamaku di usia 25 tahun adalah ketika kesungguhanku untuk menjali hubungan asmara dengan seseorang kandas hanya karena yang sampai saat inipun tidak kuketahui. Ironis. Hal ini sampai terus membayangiku dalam keseharian. Sehingga aku memutuskan untuk tidak pernah lagi ketempat di mana kejadian menyedihkan dan mengecewakan itu terjadi.

Satu hal yang bisa kupelajari dari hal ini. Tidak semua orang mau mengakui dan menyadari dengan benar akan keadaan ini "Patah Hati". Bahkan ada diantara mereka yang mati-matian menyembunyikan hal ini dari jangkauan orang lain sampai-sampai membuat mereka tidak dapat beranjak jauh dari hal tersebut. Patah hati tidak sememalukan itu kog sob!
 
2. Menyadari siapa kawan dan siapa lawan sebenarnya 
Dalam hidup, semua orang pasti punya teman, bahkan mereka yang anti-sosial sekalipun. Namun, menemukan teman yang sejati, teman yang benar-benar paham siapa diri kita dan siap menerima segala resiko dari pertemanan yang kita jalani sangatlah sulit. Ibarat mencari jarum di tumpukan jerami, walaupun warnanya jelas berbeda, tapi tetap sulit untuk menemukan jarum yang berkilau jika terkena cahaya. Begitulah juga dalam mencari teman, apalagi teman hidup :D. 
Jangka waktu yang lama tidak menjadi jaminan bahwa pertemanan itu tergolong sejati. Karena tidak jarang terjadi mereka yang terlihat sangat bahagia dalam pertemanannya berbalik menjadi musuh bebuyutan yang abadi sepanjang masa. Tapi itulah proses hidup man, dan itulah juga proses hidup yang kulalui.
Menemukan siapa sebenarnya sosok yang bisa kupercaya untuk mencurahkan hal-hal yang tidak bisa kubagikan dengan bebas ke sekumpulan teman. Egois memang, tapi begitulah adanya. Kita punya hak untuk menentukan siapa saja yang dapat kita percayai. Perbedaan kultur dan budanya yang membentuk kepribadian serta lokasi yang sangat berbeda membuat aku sulit menemukan sosok ini. Bahkan tak jarang konflik-konflik yang cukup kekanak-kanakan sering terjadi.
Tapi sekarang, di usia 25 tahun akhirnya aku menemukan siapa mereka. dan semoga itu kamu!

3. Menyelesaikan Studi Perkuliahan di Program Studi Statistika, Universitas Gadjah Mada.
Enam tahun, itulah masa studiku yang tercatat di data base UGM. Mulai terdaftar sejak 2006, akhirnya aku bisa membebaskan diri di tahun 2012 dengan proses yang tidak mudah, dan saya yakin tidak ada yang ingin turut merasakan perjuangan yang kualami. 3 kali pendadaran men!. Bukan hal yang patut untuk dibanggakan memang.
Tapi maaf, aku bangga dengan itu semua. Aku bangga bisa melalui 3 kali proses pendadaran dan 5-6 kali pergantian judul Tugas Akhir. Karena dengan ini aku semakin menyadari bahwa yang namanya perjuangan harus istiqomah dan bersungguh-sungguh, Tidak ada satupun halangan dan rintangan hidup yang boleh membuat kita terus terduduk terjatuh.
Sukses adalah hak kita, Hak ku juga. Hak kamu juga. Jika satu kali mencoba dan kamu gagal, maka cobalah untuk kedua kalinya. Jika kedua kali kamu masih gagal, maka cobalah untuk ketiga kalianya dan begitu seterusnya sampai kegagalan bosan menemanimu. dan kamu akan sukses dan bertambah kuat. Itu semua bukan sekedar kata-kata mutiara penyemangat, Tapi itu fakta, dan saya telah membuktikannya.

4. Memperoleh pekerjaan
Ada orang yang bilang bahwa lulus tepat waktu itu tidak penting, yang penting adalah lulus di waktu yang tepat. Dan itulah yang saya alami. Mungkin inilah berkah Allah SWT yang nyata kurasakan sampai saat ini. Tepat 2 hari setelah acara wisuda sarjana aku memutuskan untuk menandatangani kontrak dengan CV KHS yang merupakan produsen Traktor terbesar di negara ini, walaupun mungkin tidak banyak orang yang mengetahuinya.
Memang gengsi pekerjaanku saat ini mungkin kalah dari teman-teman lulusan statistika UGM yang lain. Tapi saya senang karena bisa terus menjalani hidup di Yogyakarta yang indah ini yang membuat beberapa teman yang gengsi pekerjaannya tinggi iri. :D

Itulah setidaknya hal-hal besar yang mengisi usia 25 tahunku, dan semoga apa-apa yang telah kulakukan di masa lalu  tidak menjadi penghambatku untuk terus melaju dan mengejar cita-cita hidupku. AAMIIN.