Search it here

Minggu, 10 Maret 2013

Jogja dan Kenangan-kenangan itu!

Pulang ke kotamu,
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja

Itulah penggalan lagu Kla Project yang tiba-tiba terngiang di benaku di dalam taxi yang melaju tersendat mengantarku kembali ke kosanku dari stasiun tugu jogjakarta melepas rekan-rekan kerja untuk kembali ke Medan yang akan kususul besok.
Jogja, kota yang genap 6 tahun kujadikan pelabuhan seluruh keluh kesah, kebahagiaan, perjalanan cinta dan romansa yang tidak bisa diuraikan dengan kata-kata. Kota dimana aku akhrinya menemukan arti hidup sebenarnya.. arti mencintai dengan tulus meskipun tak terbalas.. pedihnya patah hati, lelahnya bertepuk sebelah tangan.. indahnya dicintai.. syahdunya belajar mencintai. dan banyak hal yang mungkin saja tidak akan kutemukan jika saat itu - saat menentukan tempat perkuliahan- aku tidak  memilih jogja. Kebetulan yang sangat tidak bisa dilupakan.

Pelajaran hidup penuh makna yang membawaku ke-level baru kedewasaan, pelajaran hidup yang memaksaku untuk belajar menentukan prioritas dalam menghabiskan usia yang merupakan rahmat terbesar yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepadaku. Pelajaran hidup yang sangat tidak ingin aku bagikan kesiapapun. Perjalanan hidup yang sudah melenceng terlalu jauh dari jalur yang seharusnya kulalui. Perjalanan hidup yang membekas buruk dijiwaku. Perjalan hidup yang membuatku jungkir-balik untuk mempertahankan hal yang sama sekali tidak boleh kupertahankan, 

Jogja, kota yang sangat sulit untuk kulupakan mengingat banyak hal buruk yang membekas di balik segelontor kenangan indah yang meliputinya. Miris memang, tapi begitulah adanya. Setiap tapak kakiku membekas mengembara mencari sesuatu yang entah di bagian mana kota ini letaknya. Aku dan jogja ibarat buah kedondong. Keindahan jogja menutupi betapa buruknya perilakuku di 2/3 waktuku yang kulalui di kota ini. Tidak ada yang tahu, bahkan mereka yang mengaku sebagai temankupun tidak tahu, karena aku tidak pernah mau memberitahu siapapun. cukup kupendam sendiri dan jogja menjadi saksinya.

Jogja, suatu saat aku akan kembali lagi dan menggoreskan tinta indah, mencetak tapak indah dan membuat jalur yang indah untuk kehidupanku, karena selama ini engkau telah menyaksikan bagaimana aku menyia-nyiakan waktuku. Aamiin